Jum29032024

Last updateRab, 27 Mar 2024 3pm

bjb

Aneka

Mengenal Lebih Dekat Aria Kamuning

pengurus Rijalur Ansor Kuningan, Maman Lukmanul Hakim saat ziarah ke makam Arya Kamuning.

Kuningan Terkini - Menilik secara seksama melalui sejarah Arya Kamuning yang terekam dari buku-buku maupun cerita lisan(folklore). Berikut penuturan pengurus Rijalur Ansor Kuningan, Maman Lukmanul Hakim terkait gelar Sunan yang tersemat pada Arya Kamuning.

Ditemui ketika berziarah pagi hari jam 10.00 WIB, Jumat (20/05/2016)di astana gede Kuningan, Maman Lukmanul Hakim salah satu pengurus Rijalur Ansor Kuningan, memberikan penjelasan mengenai gelar sunan yang tersemat pada Arya Kamuning. Menurutnya, gelar tersebut merupakan sebuah maqomat Arya Kamuning.

”Sunan pajenengan merupakan pencapaian Spiritual Arya Kamuning dalam Tasawuf. Kemungkinan gelar tersebut diberikan oleh seorang Syekh yang membimbing Arya Kamuning,” kata Maman.

Jika ditilik secara maknawi lanjut Maman, Sunan atau susuhunan ini menunjukan kedudukan khusus yang diperoleh seseorang sesudah mencapai tingkatan pengetahuan spiritual yang tinggi. Sementara, pajenengan lebih menunjukan kekhususan sebutan bagi Aria Kamuning.

“Tentunya, itu gelar khusus, karena dulu ada otoritas khusus yang memberikan gelar tersebut, dewan Wali. Mengenai Arya Kamuning sendiri, menurut referensi yang saya baca ada dua Wali yang menjadi pembimbing beliau yaitu Syekh Maulana Akbar Dan Syekh Syarif Hidayatulloh. Kemungkinan gelar tersebut didapat setelah beliau menempa diri dibawah bimbingan dua Wali yaitu Syekh Maulana Akbar serta Syekh Syarif Hidayatulloh atau Sunan Gunung Djati,” paparnya.

Sedari awal sambung Maman, kecenderungan Arya Kamuning memang berminat pada pengetahuan spiritual. Sejak muda Aria Kamuning menempa diri pada seorang resi dan mendapat gelar Bratawijaya. Setelah itu, Aria Kamuningan dikenal sebagai Ki Gedeng Kamuning oleh masyarakat pada waktu itu. Tak heran ketika setelah pensiun dari jabatan Adipati, Aria Kamuning lebih banyak menghabiskan waktu menempa diri pada Guru-guru tasawufnya.

“Aria Kamuning sangat mirip dengan Raden Mukmin, Sultan Demak Keempat. Raden Mukmin yang dikenal juga sebagai Sunan Prawoto lebih banyak menghabiskan waktunya menekuni Tasawuf ketimbang mengurusi pemerintahan yang kacau pada masa itu. Arya Kamuning juga mengalami hal yang sama, ketimbang ikut mengeruhkan suasana, beliau menarik diri dan menjadi seorang Sufi,” tutupnya.(Ufz)

Add comment


Security code
Refresh


Fishing