Kuningan Terkini, Jakarta – Ini sekelumit kisah heroik dari keluarga besar alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang bernama khas KAHMI Forever Jalan Sehat (KFJS) Jakarta. Kamis pagi (17/8/2017) mereka menggelar peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Lokasinya di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Pagi itu anggota KFJS tampak gagah nan sumringah, berseragam nuansa Merah Putih – ada tuliskan "Indonesia" di dada mereka.
“Kami ini komunitas yang cinta tanah air, terdiri dari para alumni HMI. Pagi ini kami gelar upacara peringatan 17 Agustusan,” kata salah satu peserta di antara kerumunan rekan-reklannya. Dalam upacara ini, bertindak selaku Inspektur Upacara Ferry Mursyidan Baldan, Komandan Upacara Kasmawati Kasim M. Pembaca teks Proklamasi, Pancasila, dan Pembukaan UUD 1945 masing-masing dibawakan dengan lancar oleh Ferry Mursyidan Baldan, Lucy Firman, dan Farida Islahiyah Tisi.
Sedangkan dirigent lagu Indonesia Raya dipercayakan kepada Dr Ir Lely Wahyuniar, dan pembaca doa oleh Dr Surya Darma. Yang khas lainnya, upacara ini diramaikan para mantan aktivis HMI dari berbagai era tahun70-an, 80-an dan 90-an. Tampak di antaranya Afni Ahmad, Darul Siska, Heppy Bone Zulkarnaen, Ade Adam Noch, Uncu Natsir; Syamsuddin CH Haesyi, Sophian Mile, Manimbang Kahariyadi, Ambia Bustam, dan tokoh-tokoh HMI lainnya.
“Ini seperti kita dulu-dulu,” komentar beberapa tokoh ini. Layaknya, seakan mereka bernostalgia atas masa-masa perjuangannya dahulu.
Ferry Mursyidan Baldan selaku inspektur upacara, mengamanatkan, pagi ini di tengah rimba dan suara satwa penghuninya, di tengah keheningan di antara hiruk pikuk ibu kota negara, Ia melakukan upacara kecil, namun bersemangat besar. “Tiada lain semua ini untuk Indonesia, yang memperingati HUT Republik Indonesia ke-72,” tegasnya.
Selanjutnya Ferry dalam amanatnya, menghormati dengan takzim jasa para pahlawan, selaku perebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Negeri ini diproklamirkan, serta direbut dengan air mata, darah dan cucuran keringat para syuhada bangsa. Selanjutnya, diperjuangkan demi menggapai tujuan nasional.
“Jika diringkas menjadi Memuliakan Kehidupan Bangsa dan Negara, pun menghargai, mengakui, dan menghormati keberbedaan itu," ucapnya.
Negeri ini kata Ferry, tidak boleh memberi tempat bagi siapapun untuk mengekang manusia Indonesia menggapai kemuliaan hidup. “Negara harus menjadi fasilitator yang memajukan kemanusiaan warga Negara,” terangnya.
Di akhir amanatnya Ferry mengungkapkan, inilah energi besar dan akan menjadi penghalang bagi siapapun yang berusaha merubah arah tujuan berdiri dan merdekanya bangsa Indonesia. “Kita mau Indonesia yang merah putih, bukan Indonesia yang hitam putih," pungkasnya. (Harri Safiari)