Kesehatan

Positive Flue Burung, Puluhan Unggas Mati

Petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kuningan saat menyemprot kandang ayam agar flue burung tidak menyebar.

Kuningan (KaTer) - Kasus virus flu burung saat ini sepertinya tengah merambah di wilayah Kuningan tepatnya lingkungan RT.04 RW.02 Dusun Buyutsaur Ciniru Kuningan, Senin (10/2/2014). Dalam seminggu ini, sebanyak 23 unggas tardiri dari 18 ayam kampung dan 5 itik milik warga Ciniru mati secara mendadak. Setelah dideteksi dini dan dilakukan pemeriksaan dinas peternakan untuk diambil sampel kematian unggas, ternyata hasil rapit tes positif terjangkit virus flu burung atau H5N1.

Kasi Kesehatan Hewan Distanakan Kuningan, Suryana didampingi Dokter Hewan Rofiq saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (11/2/2014) megatakan, hasil rapit tes yang diambil dari 5 sampel dari darah ayam yang mati milik Tarman, ternyata 3 sampel darah tersebut positif terjangkit virus flu burung.

“Tingkat keakuratan uji repit tes 90 persen. Oleh karena itu, kami bersama dinas terkait langsung melakukan tindakan,” katanya.

Untuk mencegah meluasnya wabah flu burung di wilayah Ciniru khususnya Dusun Buyutsaur kata Suryana,, pihaknya akan terus melakukan pemantauan secara intensif, baik di lokasi maupun wilayah terdekat dari Dusun Buyutsaur. Selain itu, pihaknya juga telah bekerjasama dengan pihak RS Hasan Sadikin Bandung dan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung untuk segera melakukan kajian pemeriksaan terhadap merebaknya virus flu burung, khususnya kepada warga sekitar lokasi kematian unggas secara mendadak.

“Rencananya, besok tim dari Bandung akan mengambil sampel warga sekitar yang berada di lokasi kematian unggas di radius 200 meter secara melingkar. Tim yang diketuai oleh Dokter Wendi dari Fakultas Kedokteran UNPAD itu sebanyak 7 orang,” ungkapnya.

Untuk hasil uji laboratorium terbaru tambah Suryana, memang masih dalam proses penelitian. Karena, hasil uji lab akan diketahui maksimal seminggu. Dari dari teori dan pengalaman yang sudah-sudah, kalau hasil rapit tes yang dilakukan pada unggas ayam dinyatakan positif terjangkit flu burung, maka data yang dikirim untuk uji laboratorium akan sesuai dengan hasil rapit tes.

“Tetapi sebaliknya, apabila hasil rapit tes yang dilakukan pada unggas air yakni itik belum bisa menentukan hasil yang sama dengan uji laboratorium,” jelasnya.

Untuk kasus flu burung ini lanjut Suryana, sebaiknya tidak dipandang remeh (sepele). Sebab, virus ini selain berbahaya pada unggas juga bisa menular pada manusia. Penularannya bisa melalui kontak langsung dengan unggas atau udara.

“Tapi, warga tidak perlu panik dalam menghadapi wabah ini, karena pihaknya akan selalu melakukan pemantauan yang intensif,” terangnya.

Sementara, Kepala Dusun Buyutsaur, Rakim saat ditemui di lokasi membenarkan bahwa sudah ada pemeriksaan dari dinas peternakan datang mengambil sampel unggas yang mati mendadak. Dari hasil tes terhadap beberapa unggas yang mati ternyata memang positif terjangkit virus flu burung.

“Kematian unggas terjadi secara mendadak dengan gejala awal terlihat nguyung (terdiam lesu) lalu kemudian mendadak mati,” ucapnya.(AND)


Fishing