20 KONI di PON XIX Jabar Mundur?

kontingan DKI Jakarta

Kuningan Terkini, Bandung - Serasa menghentak, Selasa petang (27/9/2016) beredar kabar 20 KONI se Indonesia akan mundur dari PON XIX Jabar. Presscon pukul 20.00 WIB di Patra Jasa Dago. Telisik kebenaran atas undangan ini ke rekan media lain dan pihak terkait, sami mawon tak bisa memberi kepastian. Malah banyak yang berbalik tanya –“Siapa tahu benar adanya?!”.

Singkat kisah, keyakinan tentang kepastian benar-tidaknya, tentu ada di “Patra Jasa Dago”. Ini tempat kontingan DKI Jakarta berkubu. “Lagi pula di sana memang ada kaukus KONI Provinsi se- Indonesia”, tambah beberapa awak media dan pihak terkait yang dikonfirmasi.

Lebih singkat lagi kisahnya, setiba di Hotel Pminatra Jasa Dago di Jl. Ir H. Juanda Bandung, malam itu hadir Raja Sapta Ervian, Ketua KONI Jakarta. Raja yang akrab disapa Eyi, sudah dirubung puluhan awak media. Ia yang dilengkapi jajarannya. Dimintai kejelasan tentang undangan yang simpang siur itu.

”Saya juga heran, barusan malah dihubungi staf Kemenpora, menanyakan hal yang sama. Tak benarlah isyu ini, hoax-lah ini. Gigi mundurnya tak kami pasemsang. Apalagi besok sedikitnya ada lima cabor mau final. Kasihanlah adik-adik kita, 4 tahun berlatih untuk PON dan masa depan olahraga kita di tingkat internasional, bagaimana?”.

Pertanyaan puluhan awak media sebagai representasi warga pada umumnya - mengapa isyu sederas ini sempat-sempatnya muncul pada menit-menit terakhir penutupan ajang olahraga nasional empat tahunan? Simpelnya, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan selaku Ketua Umum PB PON XlX Jabar sejak awal ajang ini digelar (17 – 29/9/2016) hampir setiap saat disibukkan untuk menepis aneka isyu miring.

Isyu miring itu mulai penggunaan anggaran, kisruh pada beberapa penyelenggaraan cabang olahraga (cabor), perwasitan, penjurian, hakim, hingga pengerahan supporter, dan penggunaan perangkat pertandingan. Pernyataan ingin meraih Catur Sukses, berupa sukses penyelenggaraan, prestasi, administrasi, dan ekonomi, hampir setiap saat dikemukan Ahmad Heryawan.

“Rasanya, jadi seperti membuang waktu Gubernur Jabar mengulang-ngulang statemen ini. Sementara, kenyataan di lapangan sangatlah berbeda”, ujar beberapa Ketua Kontingen dari luar pulau Jawa disela-sela konpers di Patra Jasa Dago, Bandung (27/9/2016).

Mengkonfirmasi tentang munculnya isyu 20 KONI dalam dua hari menjelang penutupan PON XIX Jabar, Mantan Ketua KONI Jabar 2002 – 2006, Eka Santosa, tak urung mengungkapakan keterkejutannya.

”Saya kira ini barlu pertama kali dalam penyelenggaraan PON di negeri ini, ada isyu seperti ini. Ini sangat di luar dugaan kita. Saya balik bertanya? Sejak marak intimidasi ke salah satu jurnalis di Bandung, kasus polo air, hingga ancaman mundurnya 9 kontingen di cabor olahraga berkuda di Legok Jawa Pangandaran, dan lainnya, sebenarnya apa yang telah dikerjaan tuan rumah?”.

Manakala ditanya, akankah Eka yang juga sebagai Ketua FPOJB (Forum Penyelamat Olahraga Jawa Barat) menghadiri penutupan PON XI Jabar (29/9/2016) ? Diketahui pada pembukaannya (17/9/2019), Ia walaupun diundang tak menghadirinya, sebagai protes - katanya.

”Justru itu, saya sangat sakit hati manakala ada beberapa insan olahraga di Jabar menjelang penutupan ini, sibuk sedang mengukur baju atau seragam. Ini, katanya untuk acara khusus syukuran perolehan medali emas sebagai Jabar Kahiji. Mendengar ini saya, langsung merasa sebal dan mual. Kita tahu, kan? Disinyalir kuat perolehan medali Jabar yang jomplang di antara kontingen lain telah ternoda …”.

Menutup reportase ini, usai pebincangan dan konpers dari Ketua KONI Jakarta yang menurut para awak media di Patra Jasa Dago itu dianggap sebagai “formalitas” demi menghargai tuan rumah, kala ditelisik lebih jauh, menyangkut kekecewaannya pada penyelengaraan PON kali ini, nadanya hampir sama dengan isyu yang sudah merebak di wahana umum.

”Yang kami lakukan mewakili rekan kami terutama yang di luar pulau Jawa, dalam waktu dekat akan melakukan gugatan hukum secara proporsional, tentunya. Bila, protes dan kekisruhan ini didiaman akan menodai generasi muda kita untuk jangka panjang. Generasi muda kita latihan 4 tahun, dikalahkan dalam beberapa detik bukan karena bertanding sebagian besar, melainkan oleh rekayasa tertentu. Ini amanat, untuk diselesaian”, tutup Daud TR, Wakil Bidang Hukum KONI DKI dengan wajah penuh memendam sesuatu yang berat.

Yang mengganjal, mengapa ada 20 KONI sempat diisyukan akan mundur menjelang akhir PON XIX Jabar? Secara normatif, telah terjawab oleh Eyi, tidaklah benar itu. Namun, niatan untuk melakukan tindakan hukum agar dugaan “kelicikan” dari penyelenggara yang katanya sistematis, ternyata ada pihak dan kontingen yang meneruskannya. Inikah salah satu pernak-pernik PON kali ini, itu?

Reporter dan Fotografer Harri Safiari/ Shahadat Akbar


Fishing