Jum29032024

Last updateRab, 27 Mar 2024 3pm

bjb

Pendidikan

GMNI Gelar Dies Natalis Ke 60

Dies Natalis GMNI ke 60

Kuningan (KaTer) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kuningan menggelar Dies Natalis Ke-60 di Gedung Sanggariang, Minggu (23/3/2014). Acara yang bertajuk 60 Tahun Mengawal NKRI Dalam Mewujudkan Cita-cita Proklamasi 1945 itu dihadiri Wakil Bupati Kuningan, H Acep Purnama, Dandim 0615 Kuningan, Letkol Czi Dindin Kamaludin Sip, Polres Kuningan, Ketua DPRD Kuningan, Rana Suparman, kader GMNI dan para tamu undangan lainnya.

“Dalam dies natalis ke-60 kali ini, ada beberapa rangkaian acara diantaranya bakti sosial, refleksi, sekaligus syukuran dan berdiskusi bersama. Baksos kita lakukan karena melihat kondisi bangsa saat ini khususnya di Kuningan tengah mengalami berbagai musibah seperti banjir bandang, longsor dan lainnya,” kata Ketua Pelaksana, Nabil Malik kepada KaTer di sela-sela acara.

Menurutnya, GMNI sebagai organisasi perjuangan mahasiswa, harus tetap kritis. Sehingga dengan adanya refleksi sebagai organisasi perjuangan, arah pergerakan GMNI semakin jelas untuk kepentingan masyarakat. Yaitu, membangun paradigma baru, berkomitmen untuk kesejahteraan rakyat dalam mempertahankan NKRI dan kesatuan bangsa.

“Sehingga, kita bisa melaksanakan tugas pokok sebagai organisasi gerakan bukan sebagai organisasi politik,” tandas Ketua DPC GMNI Kuningan, Melly Puspita saat memberikan sambutan. Melly berharap, agar kawan-kawan GMNI bisa mengenal lebih dekat ruh perjuangan dan pergerakan GMNI sebagai organisasi Nasionalis.

“Semoga refleksi ini mampu membantu GMNI agar tetap berpegang teguh pada asas Marhaenisme. Serta menjadi Pejuang-Pemikir Pemikir-Pejuang yang tahan terhadap terpaan badai yang akan melumpuhkan perjuangan,” ujarnya.

Sementara, Ketua Pengurus Alumni (PA), Rana Suparman yang juga sebagai Ketua DPRD Kuningan menuturkan, sebagai organisasi ekstra kampus harus lebih konsen menggali dan mengejawantahkan cara pandang Bung Karno sebagai tokoh Bangsa terhadap perwujudan Indonesia Raya. Sosialisme yang diajarkan oleh Bung Karno bisa dikaji oleh kader-kader GMNI, salah satunya tertuang di dalam buku berjudul Dibawah Bendera Revolusi.

“Cita-cita Bangsa Indonesia itu sudah jelas, makna proklamasi berkeadilan sosial untuk membangun keadilan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa kebijakan-kebijakan terkait program yang dikelola dan diatur pemerintah, harus benar-benar sesuai dengan kepentingan masyarakat yang adil dan merata,” ungkapnya.

Dirinya berharap, GMNI harus tetap steril, dan tidak boleh jauh untuk menjaga eksistensi organisasi supaya menyatu dengan kepentingan rakyat. Jika ideologi GMNI sudah jelas, maka gerakan juga harus sesuai ideologi Bung Karno. Harus memberi kontribusi pemikiran dan orientasi yang sistematis kepada arah Indonesia Raya sebagai cita-cita bangsa, yakni mampu mengejawantahkan lima sila dalam pancasila.

“Selain itu, Berdikari di bidang ekonomi, berkepribadian di bidang budaya, dan berdaulat di bidang politik. Dengan semangat, jiwa dan ideologi yang dipegang teguh, GMNI mampu bertahan hingga sekarang sebagai Pejuang-Pemikir, Pemikir-Pejuang,” pungkasnya.(AND)

Add comment


Security code
Refresh


Fishing