Kam28032024

Last updateRab, 27 Mar 2024 3pm

bjb

Wisata

Seren Taun Cigugur Siap Digelar

Warga Cigugur saat latihan tari Buyung jelang seren taun.

Kuningan Terkini - Puluhan anak-anak dan orang dewasa yang berasal dari warga sekitar Gedung Cagar Budaya Nasional Paseban, Cigugur terus melakukan latihan rutin menjelang Seren Taun 1947 Saka Sunda pada oktober mendatang. Alat kesenian tradisional khas sunda disiapkan guna memaksimalkan acara tahunan adat kebudayaan sunda tersebut seperti Gamelan, Angklung, Dogdog, Kentongan dan para penari usia anak-anak.

Persiapan menjelang pagelaran Seren Taun Paseban yang tinggal beberapa minggu kedepan, panitia beserta peserta kegiatan Seren Taun terus aktif menggelar latihan bersama. Berbagai kesenian dan pentas adat kerap di tampilkan di depan pelataran Cagar Budaya Nasional Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur.

Tak ayal, ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga dan pengendara kendaraan yang melewati Jalan Raya Cigugur Kuningan. Para pengendara dan warga yang tinggal tidak jauh dari lingkungan Paseban tersebut menilai aktifitas latihan yang kerap digelar sebagai sebuah tontotan alternatif yang cukup menghibur.

“Kebetulan saja lewat. Sepulang dari Cikijing, saya menyempatkan berhenti, soalnya anak saya ingin melihat penampilan para penari adat tersebut,” ungkap warga sidapurna, Wahyu saat berhenti di pinggir jalan.

Dirinya mengaku bahwa tradisi seren taun yang diadakan setiap tahun di Paseban Cigugur tersebut, Ia tidak pernah absen untuk menonton bersama keluarganya. Karena setiap penampilan pagelaran seni yang disuguhkan selalu ada yang baru dan sangat unik.

Salah seorang panitia sekaligus pelatih dalam kesenian adat sunda itu, Mang Kundang saat ditemui di lokasi latihan menuturkan, adapun jenis tarian adat sunda seperti Tari Buyung, Tari Batik, Absari, Ketuk Tilu, Gondang, Merak dan tarian lainnya serta Seribu Kentongan dan beberapa pentas kesenian lainnya. Pameran Seni Batik Paseban Cigugur Kuningan bakal dipentaskan dalam Seren Taun.

“Untuk acara pembuka seren taun dimulai dengan Dammar Sewu, Tari Puragabaya serta disusul kesenian adat lainnya selama 5 hari yakni tanggal 12 hingga 17 Oktober 2014,” kata Kundang, Minggu (21/9/2014).

Dikatakan, kesenian tradisional masih mampu bersaing dengan kesenian modern yang diadaptasi dari budaya asing. Melestarikan kebudayaan adiluhung menjadi sebuah keharusan bagi setiap warga negara.

“Walaupun di era seperti sekarang budaya asing begitu kuat di Indonesia, nyatanya masyarakat masih terus menghargai, mengapresiasi, dan melestarikan kesenian dan kebudayaan tradisional,” pungkasnya.(AND)

Add comment


Security code
Refresh


Fishing