Fishing

Jagaseke Kota Bandung Gelar Seren Taun

Aneka

Jagaseke Kota Bandung Gelar Seren Taun

Seni tradisi Barong dari Sekeloa Bandung meriahkan seren taun Jagaseke.

Bandung (KaTer) - “Selama lima tahun terakhir tinggal di daerah ini, baru kali ini ada pentas seni tradisi yang paling menyentuh”, kata Via (25), mahasiswa program S-2 asal Jakarta yang sedang menempuh program S-2 di salah satu PTN di Bandung. Ia dan beberapa rekannya, sibuk jeprat-jepret mengabadikan seremoni unik komunitas Jagaseke (menjaga mata air) yang berulang tahun, Minggu (27/4/2014) di daerah Cisitu Indah Kecamatan Coblong Bandung.

Disepanjang Jl. Cisitu Indah Vl Coblong Bandung, sedikitnya ada 7 jampana yang diusung oleh komunitas Jagaseke di beberapa kecamatan kota Bandung. Masing-masing komunitas Jagaseke, diantaranya, Sekeloa, Leuwi Beurit, Sekemirung, Seke Genjer, Seke Cibarunai, Seke Areng, Seke Buleud, Seke Ciguriang, Seke Ciloa Cisitu, dan Seke Pullman turut memeriahkan seren tauh Jagaske.

Khusus Seke Pullman, ini merupakan nama sindiran dari mata air liar yang muncul di seputar proyek pembangunan Hotel Pullman (14 lantai) dan BICC (Bandung International Convention Center) di lahan eks kolam Gasibu, seberang Gedung Sate seluas kurang lebih 11.000 M2. Proyek pembangunan ini diresmikan Februari 2013 lalu oleh Ahmad Heryawan, Gubernur Jabar, dan hingga kini kerap menuai protes.

"IMB dan AMDAL-nya tak ada. Sudah dua kali (4 dan 11 Maret 2014 – Red) bersama Walhi Jabar, LBH Bandung, dan Bandung Heritage, ajukan somasi ke Gubernur. Jawabannya tak ada sampai hari ini,”ucap Nurhadi, Ketua Harian DPW LSM CADAS (Ciri Aspirasi Dari Abdi Sanagara) dihadapan budayawan Aat Soeratin, dan Ketua BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah) Jawa Barat, Anang Sudarna, yang hadir disela seremoni Jagaseke ke-1 sambil menunggu kehadiran Ridwan Kamil, sebagai salah satu penggagasnya sebelum ia menjadi Walikota Bandung.

Sekitar pukul 11.00 siang, sambil menunggu kehadiran Ridwan Kamil yang hari itu punya empat acara yang hampir berbarengan, di lahan seputar Seke Ciloa, di sebelah kediaman Solihin GP alias Mang Ihin, sesepuh Jabar yang juga penggagas Jagaseke, diadakanlah testimoni dari setiap komunitas. Intinya, setiap komunitas merasa disadarkan kembali akan pentingnya seke (mata air) yang selama ini sudah banyak dilupakan orang. Bahkan ada beberapa seke yang sudah tertimbun sampah, atau diurug bangunan beton.

”Perjuangannya akan memakan waktu lama. Namun partisipasi warga, diluar dugaan. Kini makin banyak yang terlibat. Peran seke sudah mulai diingat kembali, terutama oleh generasi tua. Dan generasi muda pun makin banyak terlibat,” tutur Dr. Mubiar Purwasasmita, Ketua Umum DPKLTS. Tuturan menarik pada parade testimoni kali ini, dikemukakan Harri Safiari, Ketua Bidang Kebjakan Publik LSM CADAS. Menurutnya, air bersih dari seke ‘Pullman’ itu dibuang begitu saja ke selokan. Bahkan, saking kuatnya tekanan di beberapa titik mata air, menyebabkan pipa air ukuran 5 inchi pecah.

“Basement ‘Pullman’ tergenang. Tekanan airnya seperti Lapindo di Sidoarjo sana,” katanya.

Curhat LSM CADAS ke Mang Ihin (87), mantan Gubernur Jabar era 1970-an yang dulu sohor dengan gerakan Rakgantang (Rakyat Gandrung Tatangkalan), langsung dijawab dengan kepalan tangan. ”Lawan saja, jangan takut,” teriaknya.(Harri Safiari)


Fishing