Kuningan (KaTer) - Dandang yang diproduksi perajin di Desa Panyosogan Luragung, nampaknya tidak mampu bersaing dengan dandang produk luar dengan kualitas modern dan model yang beragam. Bahkan, pengrajin dandang di Desa Panyosogan semakin berkurang.
Menurut keterangan sejumlah warga, dulu, warga Desa Panyosogan banyak tergantung dari mata pencaharian kerajinan gerabah tradisional. Karena itu, Panyosogan juga pernah dikenal dengan desa penghasil dandang. Namun belakangan, akibat pasar yang semakin terbatas wargapun tak mampu mengembangkan usahanya, akibatnya perajin pun semakin sedikit.
Sebagian besar warga beralih profesi bekerja ke luar kota. Selain dandang yang diproduksi dari bahan tembaga dan aluminium oleh warga Desa Panyosogan, terkadang juga memproduksi perabotan rumah tangga seperti kuali, panci, gayung, ceret dan barang perabotan lainnya. Perajin banyak yang menghentikan usahanya karena biaya produksi tidak sebanding lagi dengan yang dihasilkan.
“Dari pekerjaan ini, saya dapat membiayai kehidupan keluarga. Namun, entah tidak tahu kerajinan dangdang ini akan bertahan sampai kapan,” keluh salah seorang perajin dandang asal desa setempat Emod yang kebetulan bekerja di pabrik milik Rohadi kepada KaTer, Minggu (13/7/2014).
Menurutnya, hal tersebut karena para pembeli saat ini lebih memilih barang dengan fungsi yang sama dan lebih modern. Karena itu, peminat pembeli perabotan yang terbuat dari tembaga atau alumunium seperti dangdang ini semakin menurun.
“Saya masih berharap banya bahwa pengguna dangdang tidak hilang dan selalu ada. Sebab, dari pekerjaan inilah sayang dapat menghidupi keluarga dirumah,” ungkapnya.
Dari pekerjaan inilah kata Emod, Ia dapat menghidupi keluarga sehari-hari. Pekerjaan ini merupakan sebuah ladang penghasilan, sehingga dapat menafkahi istri dan membiayai anak untuk bersekolah.
“Kerajinan dangdang ini, disamping merupakan suatu kerajinan yang perlu dilestarikan, ini merupakan kerajinan yang unik. Selain dalam proses pembuatan yang sedikit rumit juga membutuhkan waktu cukup lama,” terangnya.
Dikatakan, dari awal pembuatan untuk proses pembentukan bahan mentah hingga menjadi dandang, membutuhkan beberapa tahapan dengan tenaga ekstra. Karena, selain dibutuhkan ketelitian juga kondisi tubuh yang prima harus siap untuk menahan panas bara api saat memanggang cetakan dangdang.(AND)