Ekonomi
Gas Elpiji 3 Kg Kembali Langka
- Detail
- Diterbitkan pada Rabu, 13 Agustus 2014 18:54
- Ditulis oleh Andry
- Dilihat: 27547
Kuningan Terkini – Setelah beberapa minggu pasca berakhirnya bulan suci Ramadhan, gas elpiji ukuran 3 Kg di wilayah Kabupaten Kuningan kembali langka. Padahal sebelumnya diberitakan, bahwa pemerintah bakal menyediakan pasokan tambahan untuk memenuhi kebutuhan gas kepada para konsumen dari Pertamina.
Hasil pantauan KaTer di sejumlah pengecer, Rabu (13/8/2014), banyak dijumpai gas melon yang kosong. Eron misalnya, salah satu pengecer di Cigintung ini menuturkan, sudah tiga hari ini dirinya tidak mendapat jatah gas elpiji 3 Kg dari agen maupun pangkalan.
"Biasanya saya dapat jatah seminggu sekali jika normal, tapi sekarang hanya dibatasi dua minggu sekali. Tidak hanya itu saja, saya juga dijatah separo dari biasanya. Untuk harga per tabung, saya masih jual Rp 18.000," tuturnya.
Bagi dia, kelangkaan gas melon tentu sangat merugikan orang-orang kecil seperti penjual di warung-warung makan. Karena jika tidak ada gas, mereka tidak bisa memasak dan otomatis tidak bisa jualan.
"Saya kasian sama ibu-ibu rumah tangga. Selain mahal, gas melon juga susah dicari. Padahal, meski mahal mereka tetap membelinya," keluhnya yang juga berjualan warung makan. Hal sama juga dialami pengecer, Dwi Rahmayanti asal Cirendang.
Menurut Dwi, pasokan gas melon didaerahnya mulai tak menentu lagi. Bahkan ada desa sebelah yang mencari gas melon sampai disini. “Karena kosong, mereka pun merasa kecewa," ucapnya.
Salah satu konsumen asal Jalaksana, Asep Hidayat mengaku kecewa lantaran gas melon sulit dicari. Dia sudah keliling di kampungnya hingga belum mendapatkan gas elpiji ukuran 3 Kg. "Saya sudah keliling sejak pagi, tapi sampai sekarang belum juga dapat gas melon," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kabag Ekonomi Setda Kuningan Trisman Supriatna MPd menyebutkan, kebutuhan gas per hari di Kuningan adalah 40 DO, satu DO setara dengan 560 tabung. Untuk mengantisapi terjadi lonjakan pada momen-momen tertentu pihaknya selalu mengajukan penambahan kuota.
“Sebagai contoh, untuk puasa hingga lebaran pasokan ditambah hingga 750 persen dan ternyata itu cukup. Kemudian, untuk mengantisipasi kebutuhan pasca lebaran dan juga liburan kemerdekan sudah mengajukan penambahan kuota sebanyak 250 persen dari jumlah 40 DO,” sebutnya.(AND)