Fishing

Ketersediaan Pangan, Kuningan Surplus

Kam18042024

Last updateKam, 04 Apr 2024 4am

bjb

Ekonomi

Ketersediaan Pangan, Kuningan Surplus

Rapat Advokasi Dewan Ketahanan Pangan

Kuningan (KaTer) - Ketersediaan pangan di Kabupaten Kuningan tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, Kabupaten Kuningan termasuk Kabupaten yang ketersediaan pangan cenderung Surplus. Hal ini terungkap dalam Rapat Advokasi Dewan Ketahanan Pangan, di Grage Hotel Spa, Kamis (13/2/2014).

Menurut Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda, H Kamil Ganda Permadi MM, pangan tidak melulu harus diasumsikan kepada beras. Misalnya saja, ada daging, telur, susu dan ikan. Ketersediaan dari semua jenis pangan di Kabupaten Kuningan mayoritas dalam kondisi surplus. “Alhamdulillah surplus,” ucap Kamil.

Kebutuhan beras di Kabupaten Kuningan kata Kamil, mencapai 136.608 ton. Namun mampu produksi hingga 211.628 ton atau surplus 75.020 ton. Komoditas daging kebutuhan norma gizinya 7.800 ton, tapi mampu tersedia 17.533 atau surplus 9.733 ton. Kebutuhan telur 5.200 ton, mampu tersedia 7.806 ton atau surplus 2.607 ton. Kebutuhan susu 7.800 ton, mampu tersedia 11.729 ton atau surplus 3.929 ton. Adapun kebutuhan ikan 22.750 ton, hanya mampu tersedia 15.397 ton atau defisit 7.353 ton.

“Di Kuningan, komoditas pangan selain beras, daging, dan ikan, sebenarnya juga ada ubi jalar, jagung, bawang merah dan bawang daun,” sebutnya.

Lebih jauh Kamil menjelaskan, sentra padi Kuningan tersebar di 5 kecamatan. Yaitu Kecamatan Ciawigebang 4.032 hektar, Luragung 3.689 hektar, Cibingbin 2.905 hektar, Lebakwangi 2.814 hektar, Mandirancan 2.413 hektar, dan Pancalang 2.405 hektar. Luas sawah di Kuningan mencapai 28.862 hektar. Terdiri dari sawah irigasi yang ditanami padi 20.483 hektar dan tidak ditanami padi hanya 20 hektar. Kemudian sawah tadah hujan yang ditanami padi 8.337 hektar. Adapun tidak ditanami padi hanya 2 hektar.

“Untuk mempertahankan tingkat ketersediaan beras dan komoditas strategis lain, kami mengusulkan peningkatan ketersediaan air irigasi melalui rehabilitasi jaringan irigasi, pompanisasi, dan pembangunan embung,” ujarnya.

Selain itu sambung Kamil, penerapan teknologi anjuran kepada petani harus ditingkstan. Baik melalui pelatihan maupun fasilitasi penyediaan sarana produksi yang tepat guna dan tepat waktu. Segera kendalikan arus alih fungsi lahan sawah produktif melalui penetapan lahan sawah berkelanjutan atau sawah abadi. “

Tidak kalah penting lagi, diperlukan perbaikan pola konsumsi masyarakat melalui program pendampingan,” katanya.(AND)

Add comment


Security code
Refresh


Fishing