Politik
Adu Kekuatan 3 Lembaga Survei
- Details
- Published on Monday, 07 October 2024 09:33
- Written by Agung Djonlianto
- Hits: 1475
Oleh : Nunung Khazanah, S.IP (Ketua PWI Kabupaten Kuningan)
Kuningan Terkini - Perhelatan Pilkada memang cukup menarik, dan sekecil apapun isu selalu dijadikan framing dalam kontestasi, mulai dari elektabilitas, popularitas, integritas, buzzer, hingga black campaign berseliweran mewarnai pertarungan. Saat ini, ada sebanyak 545 daerah dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota di Indonesia yang akan menggelar Pilkada Serentak 2024, salah satunya Kabupaten Kuningan.
Ada hal yang unik dalam perhelatan Pilkada di 'Kota Kuda' ini. Selepas ditinggalkan oleh Bupati Periode 2018 - 2023 H. Acep Purnama, ruh Pilkada berubah dan kembali ke titik nol, fight from scratch (pertarungan dari nol). Kendati ada kandidat yang memang posisinya bisa dikatakan sebagai petahana.
Salah satu bentuk dalam mem'framing masyarakat adalah melalui Lembaga Survei (LS). Selama satu bulan terakhir, tepatnya Agustus - September, sedikitnya ada tiga LS yang telah mengolah quesioner dan melacak pemilih dengan sistem random menjadi sebuah persentase dan mengukurnya dari sisi elektabilitas dan popularitas.
Ada yang menggelitik, masing-masing LS hasilnya berbeda, karena memang mereka menggunakan metode yang berbeda juga, dan mengklaim kalau metode yang mereka gunakan semuanya valid. Berpengaruhkah kepada masyarakat dalam menentukan sikap pilihannya nanti di bilik suara?.
Sedikit mengulas, pada rentang waktu Agustus - September, Risetindo Barometer merilis hasil survei dari sisi popularitas. Figur HM. Ridho Suganda menempati rangking pertama yaitu 88,3 %, disusul H. Yanuar Prihatin 84,0%, lalu H. Dian Rachmat Yanuar 61,0%. Disusul figur Cawabup H. Udin Kusnaedi dengan raihan 46,8 %, H. Kamdan 42,3 %, dan Hj. Tuti Andriani hanya mendapat respon 15,0%.
Lalu munculah CIMM (Centra Informasi Masyarakat Madani), yang memunculkan hasil survei-nya. Memisahkan antara elektabilitas dan popularitas. Dari sisi elektabilitas Paslon Dian-Tuti (Dirahmati) unggul dengan hasil 31,50 %, disusul Ridho - Kamdan (Ridhokan) 27,80%, dan Paslon Yanuar - Udin (Hatiku) hasilnya 24,90 %. Sedangkan dari sisi popularitas justru Hatiku menempati hasil tertinggi yaitu 79,9 %, kedua Paslon Dirahmati sebanyak 74,4%, dan terakhir Paslon Ridhokan menghasilkan 69,3 %.
Tidak lama, munculah hasil survei dari Jamparing Research. Jamparing yang mengaku melakukan survei kepada 1.200 responden, dengan metode multistage random sampling menghasilkan jika Paslon No. 1 unggul, terpaut tipis dengan No. 2. Hasilnya, Paslon Nomor Urut 1 (Dirahmati) 34,3 %, lalu Paslon Nomor Urut 2 (Ridhokan) 33,8 %, dan Paslon Nomor Urut 3 (Hatiku) 17,0 %.
LS lokal masih menyisir koresponden diangka antara 600 hingga 1.500 masyarakat (pemilih), sedangkan hak pilih di Kuningan sendiri mencapai 891.960. Sungguh masih jauh dari angka kesempurnaan untuk mengukur pointer elektabilitas maupun pooularitas.
Kendati masih sangat jauh, yakni hanya menyasar sekira 0,17% dari jumlah pemilih, akan tetapi kekuatan LS saat ini memiliki 'taring', sehingga bisa mempengaruhi Tim Pemenangan Paslon. Ada yang merasa senang, gerah, dan biasa-biasa saja. Masyarakat pun demikian, disetiap pojok warung kopi disana, hasil survei selalu menjadi isu hangat. Lalu sejauh mana kekuatan LS dalam mempengaruhi isu politik ini.+++